Advertisement
Gunungkidul Jadi Percontohan Green Economy, Sultan: Masyarakat Harus Terlibat
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Pemda DIY dan PT PLN sepakat untuk Pengembangan ekosistem green economy Untuk mendukung net zero emission berbasis keterlibatan masyarakat DIY. Kerja sama ini disepakati bersama di Telaga Ngricik Wetan, Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul. Selasa (14/3/2023).
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan kerja sama ini tidak hanya untuk program energi terbarukan. Namun, dalam pelaksanaannya juga melibatkan masyarakat sehingga ikut merasakan dampaknya. Salah satunya dalam upaya menghemat pembelian pakan ternak.
Advertisement
“Masyarakat harus dilibatkan dalam penanaman dan sebagainya. Nanti daunnya bisa untuk ternak setelah enam bulan penanaman,” katanya, Selasa siang.
BACA JUGA: Menperin Optimistis Net Zero Emission 2060 Tercapai
Menurut dia, dengan tidak adanya pembelian pakan untuk ternak, maka diharapkan tingkat konsumsi masyarakat bisa meningkat. “Jangan salah paham, bukan berarti PLN kasih duit. Uang yang biasa dibelanjakan membeli pakan ternak bisa dialokasikan untuk konsumsi keluarga karena dibantu daun untuk mencukupi pakan ternak,” katanya.
Di sisi lain, Sultan berharap dengan pola ini juga bisa berperan dalam upaya pengentasan kemiskinan di wilayah DIY. Meski demikian, ia mengaku cara ini tidak mudah karena ada masyarakat yang lebih memilih enyimpan dalam bentuk aset ketimbang untuk mencukupi kebutuhan konsumsi.
“Kalau dibank-e [ditabung], disimpan, yang miskin tetap tinggi karena indikator kemiskinan salah satunya dengan tingkat konsumsi. Kalau jadi aset, maka kemiskinannya tetap,” katanya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kesepakatan ini merupakan sejarah baru bagi pengembangan listrik di Indonesia. Pasalnya, ada kolaborasi dengan Pemerintah DIY untuk pilot projec penanaman biomassa. “Program hari ini dimulai dengan 30 hektare yang lokasinya di Gunungkidul. total ada 50.000 tanaman energy yang ditanam,” katanya.
Menurut dia, pohon untuk bahan energy yang ditanam meliputi kaliandra, gamal, jati putih, dan indigofera. Selain untuk sumber energi, daun dari tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. “Jadi kebutuhan pakan bisa terpenuhi sehingga tidak harus lagi mendatangkan dari luar kabupaten, khususnya saat kemarau,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam rentang waktu satu sampai satu setengah tahun akan bisa digunakan untuk energi biomassa. Adapun hasilnya bisa gunakan untuk covering di PLTU yang dimiliki PLN. “Ada dua nilai ekonomis, baik untuk pakan ternak maupun sebagai energi yang berbasis pada biomassa,” kata Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sidang di MK, Mendes PDT Bantah Bantu Menangkan Istri di Pilkada Serang
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Sejumlah Catatan Sudah Diperbaiki, Wabup Sleman Berharap Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Segera Rampung
- Tak ada Kasus HMPV di Kota Jogja, Imunitas Tubuh Anak Wajib Tetap Diperhatikan
- Jadwal KRL Solo Jogja Terlengkap Hari Ini, Jumat 10 Januari 2025, Naik dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Jogja, Kulonprogo, Bantul dan Sleman, Jumat (10/1/2025) Dini Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 10 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement
Advertisement